Menu

Mode Gelap
Milenial Tanbu Rela Keluarkan Dana Pribadi Untuk Bersihkan Jalan Desa Satiung Waket DPRD Tanbu Sebut Generasi Muda Harus Ikut Berkontribusi Untuk Negeri Tanbu Launching Gerakan Pengibaran 5.000 Bendera Merah Putih Semarakan HUT RI Ke-78 Eksekutif Sampaikan KUA PPAS Perubahan Tahun 2023 Dinas PUPR Gelar Pembinaan Tekhnis Infrastruktur Persampahan.

Advetorial · 16 Okt 2024 12:43 WIB ·

Penipuan Berkedok Travel Haji Furodha, Jaksa dan Hakim Tanbu Sepakat dan Vonis Terdakwa 4 Tahun Penjara


 Penipuan Berkedok Travel Haji Furodha, Jaksa dan Hakim Tanbu Sepakat dan Vonis Terdakwa 4 Tahun Penjara Perbesar

BATULICIN,inspirasibanua.com – Terdakwa penipuan Travel Haji di Kabupaten Tanah Bumbu, akhirnya di vonis hakim Pengadilan Negeri Tanah Bumbu, 4 tahun pidana penjara, pada Rabu (16/10/2024) siang.

Sidang dengan agenda vonis itu bertempat di ruang sidang Chandra Pengadilan Negeri Batulicin, dengan terdakwa Syarif Achyani Alaydrus.

Sidang vonis ini dipimpin Ketua Majelis Hakim Bayu Dwi Putra, S.H beranggotakan Fendi Aditiya Siswa, S.H., M.H. dan Denico Toschani, S.H.

Ketiganya sepakat dan satu suara dengan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yaitu menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana penipuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP sebagaimana Dakwaan Kesatu Penuntut Umum serta menjatuhkan pidana penjara selama 4 tahun dengan dikurangkan selama terdakwa berada dalam tahanan.

Terdakwa merupakan pelaku Tindak Pidana Penipuan Perjalanan Haji Plus Plus atau sekarang yang lebih dikenal dengan istilah Haji Furodha yang ternyata sebagaimana uang yang telah dititipkan Calon Jamaah Haji tidak disalurkan sebagaimana mestinya oleh Terdakwa.

Diketahui pada awalnya terdakwa merupakan sales lepas (tidak terikat kontrak pekerjaan dengan PT. MADINA MULIA GROUP) penyelenggara jasa ibadah dengan datang ke rumah korban SK sejak 18 Januari 2019 lalu.

Janji terdakwa bisa memberangkatkan haji dengan paket plus-plus pada 2020 dengan biaya 258.000.000 per orang. Korban mendaftar dengan jumlah dua orang total biaya Rp 516.000.000 dan sudah dibayar lunas. Namun hingga 2024, korban bersama istri tak kunjung diberangkatkan.

Pembayaran dilakukan secara bertahap dan dipersidangan terdakwa beralasan ada penundaan keberangkatan saat pandemi covid-19. Sehingga ada pembatasan dari Arab Saudi dan ditunda hingga 2023. Namun sampai pandemi berakhir, korban tak kunjung berangkat.

Selain itu, ternyata ada dua korban lainnya dengan modus yang sama dan pembayaran tidak disetorkan dan tidak tercatat. Kerugian dari 4 korban totalnya Rp 1.032.000.000.

Fakta persidangan, berdasarkan keterangan saksi H Abdul Hadi selaku pegawai pada Kementrian Agama Kabupaten Tanah Bumbu, Biro travel haji plus atau haji khusus yang bernama MADINA MULIA GROUP saat dilakukan pemeriksaan pada aplikasi HAJI PINTAR dan ditanyakan ke Ke Kantor Wilayah Kementrian Agama Kalimantan Selatan, biro travel itu belum memiliki izin terdaftar resmi di Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai biro travel penyelenggaraan haji.

Namun izin yang di miliki saat ini yaitu sebagai biro jasa travel untuk ibadah umroh saja bukan ibadah haji khusus. Kemudian untuk rekam jejak PT. MADINA MULIA GROUP memiliki nilai akreditasi sebagai peyelengara perjalanan ibadah umroh ( PPIU ) yang di berikan oleh Kementrian Agama Nilai Akreditasinya yaitu “C” sehingga belum memenuhi syarat untuk sebagai penyelengara haji khusus.

Berdasarkan perbuatan rerdakwa tersebut Jaksa Penuntut Umum Mahendra Ridwanul Ghoni, S.H., M.H. dan Asep Yopie Budiman, S.H. yang diperintahkan Kepala Kejaksaan Negeri Tanah Bumbu Dr. Dinar Kripsiaji, S.H., M.H. melaksanakan tugas penelitian berkas perkara dan penuntutan terhadap perkara tersebut, menuntut maksimal terdakwa 4 tahun pidana.

Kepala Kejaksaan Negeri Tanah Bumbu Dr Dinar Kripsiaji, S.H., M.H. melalui Kepala Seksi Intelijen Wazir Iman Supriyanto, S.H., M.H. menerangkan bahwa pihak Kejaksaan Republik Indonesia, khususnya Kejari Tanbu selalu pro aktif dan tidak pandang bulu dalam penanganan perkara tindak pidana apalagi menyangkut suatu hal yang bersinggungan dengan kaidah-kaidah pelaksanaan ibadah keagamaan.

” Dari kasus ini ada kaidah agama yang dicederai dengan suatu perbuatan tindak pidana, sudah sepantasnya pelaku dihukum seberat mungkin sebagaimana ketercelaannya mencederai perintah tuhan yang bersifat sakral,” pungkasnya.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 6 kali

Baca Lainnya

SKPD Tanbu Raih Penghargaan Dari Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kalsel

22 Januari 2025 - 12:08 WIB

Pemkab Tanah Bumbu Menggelar Workshop Budaya Anti Korupsi

22 Januari 2025 - 03:50 WIB

Petugas Damkar Tanah Bumbu Berhasil Evakuasi Ular Sanca

22 Januari 2025 - 03:45 WIB

Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektar Desa Sarigadung Tingkatkan Produksi Pangan Nasional

22 Januari 2025 - 03:39 WIB

Sosialisasi Perhitungan ANJAB ABK Pustakawan dan Asisten Pustakawan Tingkatkan Mutu Perpustakaan Sekolah

22 Januari 2025 - 03:28 WIB

Budaya Bersih Sampah, Menteri LH Bakal Kawal Semua SDN di Tanbu Jadi Sekolah Adiwiyata

21 Januari 2025 - 13:53 WIB

Trending di Advetorial